close
Watch Now!!!!

Menu Navigasi

Mending STOP Cuci Piring Kalau Masih Pakai Spons dengan Keadaan Begini, Bukan Bersih Malah Bikin Satu Rumah Kena Malapetaka!

  


 Mencuci piring harus sering-sering dilakukan kalau tak ingin menumpuk.

Menumpuk cucian piring kotor di wastafel juga tidak baik untuk kesehatan.

Makanya, kita harus mencuci piring minimal setelah kita menggunakannya.

Nah, satu barang yang sangat penting untuk mencuci piring yakni spons cuci piring.

Tapi, coba deh lihat spons cuci piring mu sekarang, apakah layak dan masih aman digunakan?

Ya, mencuci piring juga perlu memerhatikan peralatan yang digunakan seperti spons dan sikat saat mencuci.

Hal yang perlu diperhatikan betul-betul adalah tentang penggunaan spons pencuci piring.

Ternyata ada bahaya spons cuci piring yang keadaan begini tapi masih digunakan untuk mencuci piring, nih.

Apa itu?

Jangan Pakai Spons Cuci Piring Basah/ Lembab

Melansir dari GridHealth.id, walaupun sudah diperas setelah selesai mencuci piring, tapi sebagian besar air telah terserap oleh spons.

Sehingga membuat spons cuci piring tetap basah sebagian, meskipun sedang tidak dipakai.

Spons cuci piring basah bisa menganduk banyak bakteri

“Salmonella dan bakteri lain tumbuh dan bertahan lebih baik di spons daripada di sikat, alasanya adalah spons dalam penggunaan sehari-hari tidak pernah kering,” kata Trond dikutip dari CNN.

“Satu spons dapat menampung lebih banyak bakteri daripada yang ada di Bumi,” jelasnya.

Studi terbarunya ini dipublikasikan di Journal of Applied Microbiology pada 13 Mei lalu.

Bakteri yang ada berkembang, menurutnya bakteri ini bisa menyebar ke benda-benda lain di luar spons.

Bahaya spons basah atau lembab untuk mencuci piring
Bahaya spons basah atau lembab untuk mencuci piring (Dreamstime)

Misalnya saja tangan ketika mencuci piring, permukaan dapur, dan peralatan memasak berisiko membuat orang sakit.

Bakteri Salmonella bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti sakit perut, diare, dan demam tifoid.

“Spons yang lembab dan mengakumulasi sisa makanan yang juga merupakan makanan bagi bakteri menyebabkan pertumbuhan bakteri yang cepat,” ujarnya.

Trond Moretro mengatakan, cara konsumen menggunakan dan menjaga kebersihan spons cuci piring tidak berpengaruh besar.

Pertumbuhan bakteri Salmonella ataupun yang lainnya tetap akan terjadi.

“Sangat sulit bagi konsumen untuk menghindari pertumbuhan bakteri pada spons selama spons tidak diganti setiap hari,” pungkas Trond.

Ini merupakan penelitian lanjutan, setelah sebelumnya ada seorang ilmuwan asal Jerman yang pada 2017 melakukan penelitian serupa.

Dilansir dari Express UK, peneliti asal Jerman menemukan 362 jenis bakteri yang hidup di dalam spons cuci piring.

Ratusan bakteri tersebut ditemukan berada di setiap sentimeter persegi spons.

Lantas, apa yang harus kita lakukan?

Apakah harus berhenti menggunakan spons cuci piring?

Harus Keringkan Spons Setelah Digunakan

Cath Rees, profesor mikrobiologi di University of Nottingham yang tidak terlibat di penelitian ini, mengatakan tidak masalah jika tetap menggunakan spons.

Menurutnya, untuk mengurangi pertumbuhan bakteri bisa dilakukan dengan mengeringkan spons setelah digunakan.

“Pesan utama yang saya dapat adalah mereka (peneliti) tidak menemukan bukti bakteri pada spons atau sikat diambil dari berbagai situasi domestik,” ujarnya.

Sehingga tidak ada bukti yang kuat untuk menyatakan bahwa spons menjadi sumber kontaminasi yang signifikan.

“Jika ada beberapa patogen tingkat rendah yang ditemukan di pakaian, mereka akan tumbuh cukup lambat.

Di kondisi basah ada beberapa pertumbuhan terbatas, dalam kondisi kering jumlah tetap sama atau menurun,” jelas Cath Rees.

Sementara itu, seorang mikrobiologi dari Furtwangen University di Jerman, Markus Egert, disarankan untuk mencuci piring menggunakan sikat.

Tak masalah jika Moms ingin menggunakan spons, tapi harus diganti dengan yang baru setidaknya 2 hingga 3 minggu sekali.

Itulah tadi caranya menggunakan spons pencuci piring yang baik dan benar.

Semoga berguna ya, Sase Lovers!

Sumber:sajiansedap.com

Bagikan ke Facebook

Artikel Terkait

Tidak ada artikel lain dengan kategori serupa.