15 Tahun Anggap Istri Beban dan Utamakan Teman| Sekarang Suaminya Menyesal - Informasi News
15 Tahun Anggap Istri Beban dan Utamakan Teman , Sekarang Suaminya Menyesal
"Saya tidak hargai kehadiran dia dalam hidup saya. Sekarang satu-satunya wanita yang amat saya kasihi telah tiada."
Dream - Terkadang kita sebagai suami terlalu egois terhadap istri. Lebih mementingkan teman daripada setia mendampingi sang istri.
Jika satu saat nanti jauh dari pasangan , barulah muncul perasaan menyesal karena telah menyia-nyiakan istri selama ini.
Begitulah perasaan yang dialami oleh seorang suami dari Malaysia ini , yang kehilangan istri akibat kanker rahim stadium empat.
Kisahnya dibagikan seorang wanita , sebut saja Mawar , yang merupakan sahabat almarhumah melalui sebuah postingan yang mengharukan di Facebook.
Penyesalan Suami 15 Tahun Telantarkan Istri
Menurut Mawar , sahabatnya itu meninggal dunia pada Februari 2018 setelah tiga bulan berjuang melawan kanker yang dideritanya.
" Alhamdulillah almarhumah menderita tidak lama. Tiga bulan menderita sakit sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir pada Subuh.
Kata Mawar , sebulan setelah kematian sahabatnya , suami almarhumah datang ke rumahnya bersama sekotak pakaian.
Menurut si suami , sebelum meninggal , istrinya berpesan supaya sedekahkan semua pakaian miliknya yang masih layak kepada siapa saja yang memerlukan.
" Si suami tidak tahu ke mana harus menyalurkan pakaian istrinya. Mungkin masih syok dan tidak dapat berfikir dengan jernih , makanya diamanahkan kepada saya ," kata Mawar.
Tak Pernah Memerhatikan Kebutuhan Istri
Namun begitu membuka kotak tersebut , Mawar tersentak ketika suami dari sahabatnya itu tiba-tiba mengungkapkan rasa menyesal yang sangat dalam.
Kepada Mawar , suami sahabatnya itu berkata , " Semalam saya buka lemari almarhumah dan hanya ini saja yang dia punya... 15 tahun saya bersama dia , ternyata saya tidak pernah peduli terhadap almarhumah. Saya abaikan almarhumah hingga dia jatuh sakit pun saya tidak tahu."
" Dulu waktu sebelum menikah saya pernah melihat di dalam tas kecilnya ada pelbagai jenis lipstik , bedak dan macam-macam makeup lainnya.
" Tetapi ketika sudah jadi istri saya , semuanya habis dan saya tidak pernah membelikan penggantinya ," kata si suami sambil terisak.
Lebih Mengutamakan Teman Dibandingkan Istri
Dengan wajah berlinang air mata , si suami mengungkapkan rasa penyesalan karena tidak pernah menghargai maupun melayani istrinya dengan baik semasa hayatnya.
Malah si suami tidak segan mengakui lebih mengutamakan teman-temannya dibandingkan istrinya sendiri.
" Saat lihat anak yang paling kecil minta susu , sedih hati saya... Siapa di antara teman-teman yang dengan mereka saya banyak habiskan waktu bersama , bisa membuatkan susu untuk anak saya pada malam hari.
" Siapa yang bisa tolong urus anak-anak ke sekolah seperti almarhumah. Siapa yang bisa temani si kecil bermain hingga jam 3 atau 4 pagi kalau bukan almarhumah.
" Ketika saya membuka HP almarhumah , sangat sedikit foto dia bersama saya. Hampir semuanya foto almarhumah dengan anak-anak. Sedangkan HP saya penuh dengan foto saya bersama teman-teman. Foto dia bersama saya bahkan tidak ada ," ungkap si suami.
Keluh Kesah Istri Dianggap Beban
Si suami menyesal bukan saja karena mengabaikan kewajibannya terhadap wanita yang telah diamanahkan kepadanya , bahkan dia menganggapnya seakan-akan beban yang perlu ditanggung.
" Setiap kali almarhumah mengeluh sakit , kurang sehat , lemah dan mengajak saya pergi ke rumah sakit , saya hanya menganggapnya sebagai perkara remeh. Saya malas itu akan membuang waktu saya karena harus menunggu segala urusan pemeriksaan kesehatannya. Kejamnya saya pada almarhumah.
" Tiap kali almarhumah mengeluh sakit badan , saya cuma suruh dia tidur , minum obat. Saya suruh anak-anak yang pijit. Tetapi saya lupa itu adalah kewajiban saya.
" Satu pagi dia mengeluh perutnya sangat sakit. Saya malah memarahinya karena tidak menjaga makan. Saat saya lihat dia tidak lemas , nadi dia semakin menurun , saya langsung bawa dia ke rumah sakit. Tapi selama berada dalam ambulans , mulut saya tak henti-henti menyumpah dia menyusahkan saya ," ceritanya.
Penyesalan yang Terlambat
Menyadari kekhilafannya selama ini , dia mengaku akan mencoba memperbaiki diri dan berubah untuk menjadi suami yang baik meskipun keadaannya sudah terlambat.
" Saya tidak hargai kehadiran dia dalam hidup saya. Sekarang satu-satunya wanita yang amat saya kasihi telah tiada.
" Dia sudah tinggalkam saya bersama jutaan kenangan dan kisah suka duka kami selama pacaran di bangku sekolah hingga ke jenjang pernikahan ," ungkapnya dengan penuh air mata.